Dusun Kletek terletak di Kecamatan Betun,
Kabupaten Malaka (merupakan daerah pemekaran dari kabupaten Belu yang disahkan
dalam sidang paripurna DPR RI pada 14 Desember 2012 tentang UU Daerah Otonomi
Baru (DOB) ), propinsi Nusa Tenggara Timur. Dusun yang cukup
terpencil ini berlokasi di sebelah selatan kota Atambua, Kab. Belu. Jarak tempuh
yang diperlukan untuk mencapai desa ini sekitar dua jam setengah, bila kita
bertolak dari Atambua.
Perjalanan darat yang dilalui cukup
sulit, terutama saat musim penghujan sekitar bulan November hingga Januari. Sangat disarankan
untuk TIDAK melakukan perjalanan kesana dibulan-bulan itu, kecuali anda sudah
terbiasa dengan jalanan aspal berkelok, jalanan tanah berbatu licin, dan
banjir! Bahkan pernah ditahun 2012, jembatan diatas sungai besar rubuh, ketika
itu hujan turun lebat dan terus menerus, akhirnya pengguna jalan harus
menggunakan flying fox untuk sampai ke sebrang (kebayang gak susahnya). Tapi kalau
dimusim kering, tidak terlalu sulit, bahkan terasa menyenangkan dan juga panas
hehehe.
Seperti daerah-daerah lain di kabupaten
malaka, kontur geografisnya yang pegunungan dan bukit, membuat jalanan yang
dibuatpun mengikuti kontur tersebut, hingga jalanan berkelok tidak dapat
dihindari.
Tidak semua daerah yang kami lewati
berkarakter panas dan tandus. Ada pula beberapa daerah yang teraliri sumber
mata air terlihat hijau, seperti difoto ini. Bahkan ada suatu wilayah yang memiliki
persawahan laiknya daerah-daerah di wilayah jawa tengah atau karawang. Persawahan
ini letaknya sebelum dusun kletek. Kenapa subur? karena ada sebuah sungai besar
yang mengalir sepanjang tahun sebagai sumber air tanaman disana, yang digunakan
pula untuk pengairan dipersawahan. Sayangnya sungai ini pula yang kerap kali membanjiri
wilayah pinggiran hilir sungai seperti desa Wemasa.
Sekarang kita telah mencapai desa
kletek. Begitu memasuki desa ini, saya seperti menembus waktu ke masa lampau. Deretan
rumah tradisional beratap alang-alang berbentuk seperti jamur berjejer rapi. Terlihat
jalanan tanah sebagai penghubung antara satu rumah dengan yang lainnya.
Binatang peliharaan penduduk seperti ayam dan
babi berkeliaran bebas disana-sini. Ada yang sangat unik dari deretan rumah
tradisional itu, ada yang hanay terdiri dari atap saja hingga bawah tanpa dinding
anyaman bambu dan ada pula yang berdinding anyaman bambu, semua rumah ini
merupakan rumah panggung yang dibawah kolong-kolong rumah tersebut dimanfaatkan
untuk kandang binatang peliharaan mereka.
Jika anda ingin beristirahat di tempat
yang bersih dan juga sholat, ada sebuah mesjid kecil tak jauh dari sana,. Sebuah
gereja kecil dan sekolah minggu juga tampak berdiri tidak jauh pula dari dusun
ini. Hal ini menunjukkan mereka telah memeluk agama yang diakui pemerintah,
selain dari adat dan kepercayaan leluhur mereka.
Penduduk dusun Kletek nampak ramah
menyambut para pengunjung. Mata pencaharian mereka sebagian besar adalah
nelayan, lainnya ada pula yang berkebun dan beternak. Tidak jauh dari dusun
kletek ada pantai yang biasa digunakan untuk melabuhkan perahu-perahu kecil
milik nelayan.
Pepohonan yang tumbuh subur disana adalah pohon Tuak atau daun tali seperti terlihat difoto.
Sebuah pengalaman berbeda akan anda rasakan saat berkunjung
didesa ini. So, bila kebetulan anda berada di kota Betun atau Atambua, tidak
ada salahnya mencoba mengunjungi dusun ini.
Sunset di Dusun Kletek
Oleh Wenny trie
Foto: Saleh Attubel
5 komentar:
Rumah adat di sana namanya Rumah Kucing, saya baru saja Traveling tgl 14-17 Desember 2014 di Betun
Saya bangga jadi anak kampung kletek. ..saya lahir dan besar di sana...
Walaupun sekrg saya menetap di jawa
Karna pekerjaan...hidup kletek rainain
Bangga sekali jadi anak kletek.
Jaya slalu tanah kelahiranku.
saya harap mba @alfina memiliki waktu yang menyenangkan disana, karena saya sangat menikmati waktu saya ketika berkunjung kesana
to @unknown, wah banyak murid saya yang berasal dari kletek, salam jaya untuk anak-anak #kletek.
Posting Komentar